1.
Pengertian
dan Macam Macam Standar Moneter
Standar
moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk
di dalamnya peraturan tentang ciri-ciri/ sifat-sifat dari uang, pengaturan
tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam
mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit (simpanan
yang setiap saat dapat diambil).
Macam-Macam Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua
golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
a. Standar
barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter
di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak).
Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1) standar emas (the gold standard),
2) standar perak (the silver standard),
3) standar kembar (emas dan perak).
b. Standar
kepercayaan (faith standard) atau standar kertas
Standar
kepercayaan merupakan sistem moneter dimana nilai uang tidak dijamin dengan
seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang
sebagai alat pembayaran yang sah.
2.
Pengertian
Nilai Uang
Nilai uang adalah nilai tukar uang. Uang merupakan salah satu benda diantara sekian banyak benda dalam
pengertian ekonomi. Setiap benda mempunyai nilai meskipun diantara benda yang
satu dengan benda yang lain tidak sama. Masyakat memberi nilai kepada sesuatu
benda, karena benda itu memberikan faedah kepada masyarakat yang bersangkutan.
Hanya benda yang permintaan terhadapnya mempunyai nilai. Jadi adapun sebabnya
masyarakat itu memberikan nilai kepada suatu benda,adalah karena benda itu
diminta oleh masyakat yang besangkutan dengan kata lain karena benda itu
memberi faedah atau dapat memenuhi kebutuhan tertentu dari masyarakat yang
bersangkutan. Makin besar faedah atau kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh suatu
benda,makin rendah pula nilai yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.
3.
Nilai
Internal dan Nilai Eksternal
Nilai
Internal Uang
Nilai uang
dikatakan turun apabila dengan jumlah uang yang sama, jumlah barang yang dapat
dibeli dengan uang tersebut menjadi lebih sedikit dari sebelumnya. Misalnya,
dengan uang seribu rupiah kita dapat membeli beras Cianjur sebanyak satu
kilogram. Padahal kita dapat membeli jenis beras yang sama dengan jumlah uang
yang sama sebanyak satu setengah kilogram setahun yang lalu. Dengan contoh ini,
dapat dikatakan bahwa nilai uang turun. Nilai uang yang dimaksud adalah nilai
internal.
Dalam ilmu
ekonomi, peningkatan tingkat harga umum yang berlangsung secara terus-menerus
dalam suatu kurun waktu disebut inflasi. Akibatnya nilai rill uang pun turun
secara umum. Sebaliknya, penurunan tingkat harga umum secara terus-menerus
dalam satu kurun waktu disebut deflasi. Penurunan ini mengakibatkan nilai riil
uang naik secara umum.
Banyak jumlah yang yang beredar akan berpengaruh terhadap nilai riil uang. Kalau jumlah uang yang beredar terlampau banyak, maka harga-harga barang akan tinggi. Artinya, nilai uang turun. Sebaliknya, kalau jumlah uang yang beredar terlampau sedikit maka harga-harga barang akan murah. Hal ini bararti nilai uang naik. Pada umumnya, masyarakat lebih menyukai nilai uang yang stabil agar tidak terjadi gejolak ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah melaksanakan kebijakan untuk mengatur banyak uang yang beredar agar nilai uang tetap stabil.
Banyak jumlah yang yang beredar akan berpengaruh terhadap nilai riil uang. Kalau jumlah uang yang beredar terlampau banyak, maka harga-harga barang akan tinggi. Artinya, nilai uang turun. Sebaliknya, kalau jumlah uang yang beredar terlampau sedikit maka harga-harga barang akan murah. Hal ini bararti nilai uang naik. Pada umumnya, masyarakat lebih menyukai nilai uang yang stabil agar tidak terjadi gejolak ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah melaksanakan kebijakan untuk mengatur banyak uang yang beredar agar nilai uang tetap stabil.
Nilai Eksternal Uang (Kurs Mata Uang)
Karena tiap-tiap negara mempunyai mata uang, maka adanya hubungan ekonomi
antarnegara menimbulkan kurs (nilai) mata uang untuk berbagai mata uang asing.
Apabila orang Indonesia mengimpor barang dari Jepang, maka eksprotir Jepang menghendaki pembayaran dalam mata uang Yen. Oleh karena itu, orang Indonesia tersebut harus menukarkan uang Rupiahnya ke dalam mata uang Yen. Dasar pertukaran tersebut adalah kurs Rupiah terhadap Yen. Demikian pula kalau para tenaga kerja Indonesia, mereka harus menukarkan uang tersebut menjadi Rupiah. Dasar untuk menilai pertukaran Ringgit dengan Rupiah adalah kurs Ringgit terhadap Rupiah.
Apabila orang Indonesia mengimpor barang dari Jepang, maka eksprotir Jepang menghendaki pembayaran dalam mata uang Yen. Oleh karena itu, orang Indonesia tersebut harus menukarkan uang Rupiahnya ke dalam mata uang Yen. Dasar pertukaran tersebut adalah kurs Rupiah terhadap Yen. Demikian pula kalau para tenaga kerja Indonesia, mereka harus menukarkan uang tersebut menjadi Rupiah. Dasar untuk menilai pertukaran Ringgit dengan Rupiah adalah kurs Ringgit terhadap Rupiah.
Penukaran suatu mata uang dengan mata uang lain dilakukan di bank-bank devisa
melayani penukaran mata uang asing (money charnger).
4. Perubahan Nilai Uang dan Kurs
Karena
sifatnya yang selalu mengalami perubahan, ada beberapa faktor penting yang
memiliki pengaruh besar terhadap perubahan dalam kurs pertukaran, yaitu sebagai
berikut.
·
Perubahan
dalam Citarasa Masyarakat
Perubahan ini akan
memengaruhi permintaan. Jika penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang
dari negara lain, permintaan atas mata uang negara lain tersebut bertambah.
Perubahan seperti itu memiliki kecenderungan untuk menaikkan nilai mata uang
negara lain.
·
Perubahan
Harga dari Barang-Barang Ekspor
Jika barang-barang ekspor
mengalami kenaikan, kenaikan tersebut akan memengaruhi permintaan barang ekspor
dan kurs valuta asing sehingga akan menjatuhkan nilai uang negara yang me nga
lami kenaikan barang ekspor.
·
Kenaikan
Harga-Harga Umum (Inflasi)
Di satu pihak, kenaikan
harga-harga akan menyebabkan penduduk negara tersebut semakin banyak mengimpor
dari negara lain. Oleh karena itu, permintaan atas valuta asing akan bertambah.
Di lain pihak, ekspor negara tersebut bertambah mahal dan akan mengurangi
permintaannya sehingga akan menurunkan penawaran valuta asing.
·
Perubahan
dalam Tingkat Bunga
Tingkat Pengembalian
Investasi Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat memengaruhi
jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat
pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong pemasukan modal ke
negara tersebut sehingga penawaran valuta asing yang bertambah akan menaikkan
nilai mata uang negara yang menerima modal tersebut.
·
Perkembangan
Ekonomi
Jika valuta asing
dipengaruhi oleh perkembangan ekspor, penawaran valuta asing akan bertambah dan
menaikkan nilai mata uang. Sebaliknya, jika dipengaruhi oleh hal-hal di luar
ekspor, akan menurunkan nilai mata uang asing.
Sumber : http://matakristal.com/macam-macam-standar-moneter/
http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/09/pengertian-fungsi-sistem-dan-faktor-faktor-yang-memengaruhi-kurs-valuta-asing-kurs-valuta-asing.html
http://halamanbelakank.blogspot.com/2013/03/harga-uang-nilai-uang-ekonomi-moneter.html