uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun
definisi ini terus berkembang, seiring dengan perkembangan perekonomian suatu
negara. Cakupan definisi jumlah uang beredar di negara maju umumnya lebih luas
dan kompleks dibandingkan negara sedang berkembang (NSB).
·
Uang
Beredar Dalam Arti Sempit (Narrow Money) /
M1
Uang beredar dalam arti sempit (narrow
money) adalah bentuk asset keuangan yang paling likiud. Artinya uang ini
langsung dapat menjalankan semua fungsinya sebagai uang. Ketika seseorang
hendak melakukan transaksi jual beli misalnya. Maka uang uang
ini langsung dapat dipergunakan sebagai alat pertukaran. Dalam hal ini tentu
uang telah memenuhi fungsinya sebagai medium
of exchange (Aulia Pohan, 2008). Pengertian paling sempit atau biasa
dikenal dengan istilah narrow money adalah daya beli yang langsung
bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat
pembayaran yang mendekati “uang” (deposito berjangka dan tabungan). Narrow
money yang biasanya disimbolkan dengan M1 terdiri dari uang tunai/kartal
(currency) dan uang giral (Demand Deposit). Uang kartal merupakan uang kertas
dan uang logam yang ada di tangan masyarakat umum, sedangkan uang giral
mencakup saldo rekening koran/giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank.
·
Uang
Beredar Dalam Arti Luas (Broad Money)
/ M2.
Selanjutnya apa yang dimaksud dengan uang beredar dalam arti luas.
Sesungguhnya pengertian ini adalah pengertian uang yang memasukkan semua asset
keuangan yang memenuhi fungsinya sebagai uang. Tentunya dengan tingkat
likuiditas yang berbeda satu sama lain. Uang dalam arti luas (M2) itu terdiri
dari M1 + Quasy Money + Surat
Berharga (securities) selain saham
(Boediono, 1992)
2. Teori Penawaran uang
tanpa bank
Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalaupun ada
tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang.Teori yang paling
sederhana adalah gambaran dari sistem standart emas, dimana emas adalah
satu-satunya alat pembayaran. JUB naik-turun sesuai dengan tersedianya emas di
masyarakat. Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri
untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang
menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. JUB (emas)
naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat
Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan
pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap
besarnya uang beredar. Contoh sederhana, suatu perekonomian tertutup yang
menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan
bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan
memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di
pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.
3. Teori penawaran uang modern Pengertian dan Perhitungan Pelipat Ganda
Uang atau Multiplier money
Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan
sebagai sumber terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan
bank sentral) dan lembaga keuangan. Otorita moneter sebagai sumber penawaran
uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber penawaran uang sekunder. JUB
merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara permintaan dan
penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan pemerintah
saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran
uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan
“penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari
kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara
permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di pasar
uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan secara
bersama-sama.
Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah
penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).
Proses penciptaan uang beredar dari
uang inti tersebutdiringkas dalam konsep money multiplier yang menghubungkan
antara jumlah uang inti dengan jumlah uang beredar. Nilai dari money multiplier
tergantung kepada :
a) Kecenderungan
masyarakat memegang uangnya dalam bentuk uang kartal
b)
Berapa besar cadangan yang dipegang bank untuk menjamin uang giral.
Money multiplier (angka pengganda
uang) diturunkan dari hubungan antara uang inti atau uang primer dengan
jumlah uang yang beredar,secara matematis sebagai berikut :
MS = UK + UG
MB = UK + CD
Dimana MS = jumlah uang yang beredar
(M)
UK = Uang kartal milik swasta
domestic
UG = Uang giral milik swasta
domestic
MB = Uang inti
CD = Cadangan bank umum yang terdiri
dari kas dll
Pertama: tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai
tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena
masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai.
Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah
dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa
cadangan bank menjadi lebih besar.
Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan
bank mungkin akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI
Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang
tunai
Kesimpulan: tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI
sebagai otorita moneter.
Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan
uang giral, sehingga M1 bertambah.
No comments:
Post a Comment